Sudah menjadi kebiasaan bagi umat kristiani setiap PERAYAAN NATAL
selalu menghiasi pohon natal di berbagai tempat sebagai wujud
kegembiraan menyambut hari Kelahiran Yesus.
Sejarah Adanya pohon natal dimulai dari Jerman. Konon Bangsa Jerman
kuno memiliki kebiasaan memasang batang pohon (lengkap dengan
cabang-cabang dan daun-daunnya) di tempat tinggal mereka untuk mengusir
‘bad spirit’, dan sebagai simbol agar musim semi cepat tiba. Kebiasaan
ini telah dimiliki pada zaman dahulu bahkan sebelum kitab-kitab suci
dibawa oleh para nabi.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika,
mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk
dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di
Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya
pada tahun 1830-an.
Pada saat kristen menyebar di Jerman, gereja tidak menyukai kebiasaan
tersebut dan melarangnya. Sekitar abad ke-12, seorang pemilik bakery
memiliki ide untuk menaruh batang pohon tersebut dalam keadaan terbalik
dan hal ini disetujui oleh gereja katolik.
Setelah protestan muncul, Martin Luther King mempopulerkan dengan
posisi natural seperti pohon pada umumnya dan dihiasi dengan lilin-lilin
untuk menunjukkan pada anak-anaknya bagaimana bintang-bintang
berkilauan di langit yang kelam. Dan seiring dengan waktu, pohon natal
pun didekorasi dengan hiasan-hiasan menarik seperti lampu-lampu, angel,
bahkan cokelat dan apel.
Pohon natal pertama di Inggris datang karena raja Georgian yang
berasal dari Jerman. Pada saat itu rakyat Inggris kurang bersimpati pada
monarki Jerman sehingga trend tersebut tidak merakyat di kalangan
mereka.
Pada tahun 1846 ratu Victoria dan pangeran Jermannya, Albert
digambarkan oleh London News berdiri beserta kedua anak mereka
mengelilingi pohon natal. Karena ratu Victoria sangat populer di hati
rakyat, segeralah pohon natal menjadi trend di kalangan rakyat Inggeris
bahkan menyebar hingga ke pantai timur Amerika. Pohon natal pertama di
Amerika konon bermula di Pennsylvania yang dipopulerkan oleh pendatang
yang berasal dari Jerman.
Secara tradisional, pohon natal di Jerman dipasang dan dihias pada
tanggal 24 Desember saat malam natal, hingga setelah dua belas hari
yakni tanggal 6 Januari. Tetapi ada juga pendapat yang menyatakan bahwa
kebiasaan memasang pohon natal pertama kali di Amerika dipopulerkan oleh
tentara Jerman Hessian.
Jenis-jenis pohon natal yang biasa digunakan di Eropa:
Silver Fir: Abies alba (the original species)
Nordman Fir: Abies nordmanniana
Noble Fir: Abies procera
Norway spruce Picea abies (the cheapest)
Serbian spruce: Picea omorika
Scots Pine: Pinus sylvestris
Silver Fir: Abies alba (the original species)
Nordman Fir: Abies nordmanniana
Noble Fir: Abies procera
Norway spruce Picea abies (the cheapest)
Serbian spruce: Picea omorika
Scots Pine: Pinus sylvestris
Amerika:
Balsam Fir: Abies balsamea
Fraser Fir: Abies fraseri
Grand Fir: Abies grandis
Noble Fir: Abies procera
Red Fir: Abies magnifica
Douglas Fir: P seudotsuga menziesii
Scots Pine: Pinus sylvestris
Stone Pine: Pinus pinea
Balsam Fir: Abies balsamea
Fraser Fir: Abies fraseri
Grand Fir: Abies grandis
Noble Fir: Abies procera
Red Fir: Abies magnifica
Douglas Fir: P seudotsuga menziesii
Scots Pine: Pinus sylvestris
Stone Pine: Pinus pinea
LEGENDA
Ada beberapa legenda/cerita yang beredar di kalangan orang Kristen sendiri mengenai asal mula pohon natal.
Ada beberapa legenda/cerita yang beredar di kalangan orang Kristen sendiri mengenai asal mula pohon natal.
Pengalaman “supranatural” Santo Bonifacius
Menurut sebuah legenda, ada seorang rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifacius yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis. Suatu hari dalam perjalanannya dia bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak. Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib St. Boniface merobohkan pohon oak tersebut dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian yang menakjubkan tersebut di tempat pohon oak yang roboh tumbuhlah sebuah pohon cemara.
Menurut sebuah legenda, ada seorang rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifacius yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis. Suatu hari dalam perjalanannya dia bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak. Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib St. Boniface merobohkan pohon oak tersebut dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian yang menakjubkan tersebut di tempat pohon oak yang roboh tumbuhlah sebuah pohon cemara.
Martin Luther dan pohon cemaranya
Cerita lain mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja, sedang berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut.
Cerita lain mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja, sedang berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut.
KONTROVERSI
Terlepas dari kebenaran kisah-kisah di atas, hingga hari ini pemasangan Pohon Natal masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen. Bagi orang-orang yang tidak berkenan dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa pada zaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia, mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng kecil, karena pada tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari, Mithras, yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja di Roma. Demikian pula hari Minggu adalah hari untuk menyembah dewa matahari sesuai dari arti kata Zondag, Sunday atau Sonntag. Perlu diketahui juga bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang Mesir, dilahirkan pada tanggal 27 Desember. Demikian pula Dewa matahari Horus dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember.
Terlepas dari kebenaran kisah-kisah di atas, hingga hari ini pemasangan Pohon Natal masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen. Bagi orang-orang yang tidak berkenan dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa pada zaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia, mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng kecil, karena pada tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari, Mithras, yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja di Roma. Demikian pula hari Minggu adalah hari untuk menyembah dewa matahari sesuai dari arti kata Zondag, Sunday atau Sonntag. Perlu diketahui juga bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang Mesir, dilahirkan pada tanggal 27 Desember. Demikian pula Dewa matahari Horus dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember.
Maka dari itu ada aliran-aliran gereja tertentu yang mengharamkan
tradisi pohon Natal, sebab mereka menganggap ini sebagai pemujaan dewa
matahari. Pemasangan pohon itu dianggap sebagai bentuk penyembahan
berhala. Reaksi penolakan itu bahkan awalnya sempat diwarnai keputusan
pemerintah Jerman untuk mendenda siapa pun yang memasang pohon cemara
sebagai pohon Natal.
Hal itu mulai berubah, saat gambar Ratu Victoria dari Inggris,
Pangeran Albert dari Jerman, dan anak-anaknya dengan latar pohon cemara,
diilustrasikan di London News. Karena sosok Victoria yang sangat
populer, pemuatan gambar itu di media massa pun membuat pohon cemara
menjadi pilihan lazim sebagai pohon Natal.
TRADISI
Setelah masyarakat AS mengikuti jejak Inggris menggunakan pohon cemara pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, duniakita.info industri pun semakin berkembang dan merambah ke berbagai negara. Termasuk industri berbagai hiasan pohon Natal seperti bola-bola yang digantung, pernak-pernik Santa Claus, tinsel (semacam tali berumbai yang dililitkan ke pohon), dan lainnya.
Setelah masyarakat AS mengikuti jejak Inggris menggunakan pohon cemara pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, duniakita.info industri pun semakin berkembang dan merambah ke berbagai negara. Termasuk industri berbagai hiasan pohon Natal seperti bola-bola yang digantung, pernak-pernik Santa Claus, tinsel (semacam tali berumbai yang dililitkan ke pohon), dan lainnya.
Karena penggunaan pohon cemara merupakan tradisi Eropa, ekspresi
sukacita yang dilambangkan dengan berbagai dekorasi itu berbeda-beda di
setiap negara. Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat
terpengaruh tradisi Eropa itu sampai akhirnya para umat Kristen membeli
pohon buatan tapi yang penting berbentuk cemara.
Di Afrika Selatan keberadaan pohon Natal bukanlah sesuatu yang umum.
Sementara masyarakat India, lebih memilih pohon mangga dan pohon pisang.
Hingga saat ini, Perayaan Natal yang identik dengan pohon natal tak
bisa dilepaskan dalam perayaan untuk menyambut hari Kelahiran Tuhan
Yesus. Namun pohon natal hanya lah sebagai symbol, jangan sampai hanya
karena pohon natal saja tidak merenungi dan menghayati arti dari natal
itu sendiri. Dan janganlah pohon natal dijadikan alat untuk saling
beradu sombong karena ada anggapan bahwa gereja yang menggunakan pohon
natal yang bagus akan mendapat pujian dari para jemaatnya
0 komentar: